Selasa, 24 Mei 2016

Kemenangan Toko Berjejaring : Bukan Hanya Soal Perang Harga

Sudah satu bulan lebih saya menetap di Buleleng, beberapa kali belanja keperluan tentunya harus mencari toko, apapun itu. Dihitung dari rumah tinggal, terdapat Indomaret. Di awal - awal bulan seringkali untuk berbelanja disana. Sampai suatu ketika, tidak jauh dari Indomaret tersebut terdapat Toko Parma Tangguwisia.

Penasaran, membandingkan harga ternyata beberapa (cenderung lebih banyak) barang keperluan rumah tangga memiliki harga yang jauh lebih murah daripada barang yang sama di Indomaret didekatnya. Bentuk toko dari kejauhan, jenis barang dijual pun hampir mirip, namun Indomaret lebih ramai. Lalu apakah yang kelebihan toko berjejaring (seperti Indomaret dan Alfamart) yang menyebabkan toko berjejaring lebih ramai meskipun harganya mahal daripada toko biasa?



Papan Toko, Terlihat jelas dan Mentereng
Papan penanda toko berjejaring pastinya sangat jelas terlihat dari kejauhan. Karena berfungsi untuk mencuri perhatian calon pelanggan yang lewat. Bisa saja seorang yang sekedar lewat bisa berhenti di toko berjejaring karena setelah melihat papan nama tersebut, seperti sebuah ritual keharusan harus berhenti setelah melihat papan toko berjejaring.

Meskipun tokonya menjorok kedalam karena memerlukan disediakan lahan untuk parkir, papan nama toko tetap dipasang dipinggir jalan. Bila perlu setiap seratus meter sebelum toko diisi keterangan 300 meter Indomaret A, 200 meter Indomaret A, dan 100 Meter Indomaret A. Secara otomatis, para calon pengendara akan mengambil cukup ancang - ancang untuk 'mendarat' di toko berjejaring tersebut.

Pengalaman semua orang ketika hendak berbelanja minuman adalah, ketika mereka mencari toko. Biasanya toko tradisional akan terlewat begitu saja. Karena papan penanda toko ditempatkan pada tempat yang susah dilihat.

Lebih Dingin, Lebih Nyaman
Umumnya toko retail selain toko berjejaring  memiliki sistem pendingin yang layak, mereka sudah meninggalkan kipas angin langit - langit yang antik dan menggunakan pedingin ruangan (AC), beberapa toko berjejaring yang saya perhatikan menggunkan setidaknya dua buah AC.  Sangat cukup untuk membuat pelanggan yang memasuki toko merasa nyaman.

Pencahayaan yang Terang Benderang, Menambah Kesan Berkelas
Kali pertama yang saya lihat di sebuah toko berjejaring adalah pencahayaan yang begitu terang. Bahkan ketika siangpun lampu di dalam toko masih tetap dinyalakan. Pencahayaan yang terang itupun menambah kesan berkelas dari toko berjejaring, apalagi malam. Pastinya setiap orang yang lewat akan melirik dan bertanya dalam hati "Wah, terang sekali toko itu". Niscaya esoknya mereka jika hendak berbelanja akan secara reflek membelokkan kendaraannya ke toko berjejaring dibanding toko biasa.

Mungkin ada hubungannya dengan insting dasar dari setiap mahluk untuk mencari gemerlap cahaya.

Salam, Senyum, Sapa. Sambutan Bak Raja
Tidak jarang saya ke sebuah toko berjejaring mencari barang yang sangat penting. Saking fokusnya kadang sambutan dari para pegawai toko berjejaring tidak saya hiraukan. Kadang dalam hati saya merasa seperti raja, Berbeda dengan toko tradisional lainnya, mereka cenderung mendiamkan pelanggannya datang. Kadang sibuk sendiri dengan telepon pintarnya. 

Memberi Kebebasan Bagi Semua Pelanggan
Semakin modern, tiap individu biasanya semakin memiliki privasi. Kadang pertanyaan umum kepada seperti "Ada cari apa Bapak?" ketika masuk ke dalam toko rasanya seperti pegawai toko hendak cepat - cepat mengusir pelanggan. Apalagi jika toko tersebut tidak memiliki CCTV, biasanya salah satu pegawai toko akan dikirim untuk menempel tiap pelanggan yang datang, Seperti dibawah pengawasan Polisi dan mengawasi jika pelanggan tersebut hendak mencuri.

Berbeda dengan toko berjejaring yang membebaskan pelanggannya untuk masuk ke toko mereka, sambil menikmati dinginnya AC dalam ruangan dan musik iklan dari TV LED besar di Kasir, tentu saja berbelanja di toko berjejaring seperti ke taman bermain. Karena kadang pelanggan terutama di Indonesia inginnya melihat - lihat saja. Namun apakah kemudian pelanggan tersebut tidak dibawah pengawasan? Tentu saja tidak, beberapa CCTV siap megawasi pelanggan tanpa harus merasa "diawasi", kalaupun ada pelanggan celingak celinguk tidak jelas, pegawai toko akan seger menghampiri dan bertanya untuk membantu.

Terdapat Nama Produk dan Harga Produk yang Jelas
Sekali lagi di Jaman modern orang - orang tidak ingin dibuat susah untuk menanyakan berapa harga dari suatu produk tersebut. Apalagi yang gengsinya tinggi dan tidak cukup uang akan selalu was was dalam berbelanja. "Jangan - jangan mahal!", begitu biasanya yang terucap didalam hati. Berbeda dengan toko berjejaring yang menyematkan nama secara lengkap dengan harga produknya. Dalam beberapa kasus, konsumen yang membawa uang pas bisa menghitung kecukupan uang dengan barang yang hendak dibelinya (pengalaman pribadi).

Tentunya hal tersbut sangat nyaman untuk masyarakat kelas menengah yang paling banyak populasinya.

Jenis Produk Identik disemua Toko dan Sesuai dengan Kebutuhan Sehari - hari
Pernah kecewa ketika barang yang hendak dibeli tidak ada di toko tradisional? Hingga untuk mendapatkannya harus mencari dua atau tiga toko lagi? Tentunya perasaan kecewa tersebut tidak nyaman apalagi kita sangat memerlukan barang tersebut. di Toko berjejaring, bisa dipastikan 95% produknya akan mirip. Kepastian kemiripan produk ini membawa rasa nyaman dalam pengambilan keputusan calon pelanggan untuk berbelanja ke toko berjejaring daripada ke toko biasa.

***
Barangkali masih banyak hal - hal yang 'terselubung' yang membuat toko berjejaring menjadi pilihan berbelanja daripada toko tradisional. Saya mencoba mengabaikan variabel harga produk dalam perbandingan ini dikarenakan secara harga tidaklah terlalu beda jauh serta ada fenomena unik orang lebih suka berbelanja di toko berjejaring meskipun harganya lebih mahal.

Hal tersebut berarti, bahwa toko berjejaring sebenarnya telah melakukan riset yang tertruktur, sistematis dan masif dalam menjual produk mereka. Permainan psikologis berbelanja dalam bentuk hal yang kecil menjadi senjata utama mereka sebenarnya, bukan hanya soal perang harga. Semoga para pemilik toko tradisional bisa bertahan dibalik perang psikologis dengan toko berjejaring.

Kalianget,
24 Mei 2016

0 komentar:

Posting Komentar