Tulisan ini tidak akan banyak membahas alasan mengapa Kita menolak Reklamasi Teluk Benoa, tulisan ini lebih merupakan panduan teknis bagaimana cara kita sebagai warga yang mencintai Bali menolak reklamasi di Teluk Benoa di Media Sosial khususnya di Facebook. Oke langsung saja kita bahas :
1. Baca secara utuh Postingan Penolakan Reklamasi Teluk Benoa
Kelemahan warga Indonesia adalah membaca, sering kali saya menemukan netizen membaca judul - judul dari postingan yang dibagikan di Facebook tanpa membaca dengan utuh apa yang dibagikan di Facebook. Dengan membaca secara utuh berita atau informasi penolakan reklamasi Teluk Benoa kita akan mendapat dua keuntungan, pertama kita tidak akan mudah membagikan berita yang kadang menipu, biasanya judulnya manis tapi isi dari tulisan tersebut seringkali tidak jelas atau justru terbalik tidak sesuai dengan judulnya. Keuntungan kedua adalah kita akan menambah wawasan tentang penolakan Reklamasi Teluk Benoa, supaya tidak dicap sebagai "kelompok asal tolak" tidak ada salahnya kita memperkaya wawasan kita terkait alasan kenapa kita menolak Reklamasi Teluk Benoa. Untuk mengetahui berita/postingan/informasi Reklamasi Teluk Benoa, bisa mengikuti Fanspage Bali Tolak Reklamasi yang sudah diikuti 73.000 an lebih dan bisa bergabung di Grup Facebook "BALI TOLAK REKLAMASI" yang anggotanya sudah 18.000 an lebih.
2. Utamakan Bagikan (Share) Postingan terlebih dahulu daripada Sukai (Likes) ataupun Komentar (Comment)
Banyak orang mungkin mengira dengan memberi tanda "Sukai" pada posting tertentu yang dia sukai sudah cukup menunjukkan jika mereka menyukai isi dari postingan tersebut. Namun, tahukah kita semua jika suatu posting akan memiliki kekuatan berlipat ganda jika di "Bagikan/Share". Perhitungannya begini, anggap saja kita memiliki 1000 teman di satu akun Facebook kita, asumsikan saja 10% dari 1000 teman yang berjumlah 100 teman melihat/membaca postingan yang kita bagikan/share di akun Facebook. Nah, kemudian, sekurang - kurangnya 10% dari 100 teman yang berjumlah 10 teman pasti memiliki pendapat yang sama terhadap postingan yang kita bagikan/share. Dan jika 10 teman membagikan/share kembali postingan kita, bayangkan betapa banyak teman yang akan mendapat penyadaran dari postingan yang kita bagikan, terutama tentang penolakan Reklamasi Teluk Benoa.
3. Berkomentar Dengan Bijak dan Fokus Pada Penolakan Reklamasi Teluk Benoa.
Seringkali saya melihat, beberapa dari kita yang menolak Reklamasi Teluk Benoa menggunakan kalimat - kalimat yang tidak mengundang simpati. Boleh saja marah kepada si A, atau si B. Namun membully pribadi orang lain (meskipun mereka mendukung Reklamasi Teluk Benoa) tentu bukan tindakan yang bijak. Waspada, isu penolakan Reklamasi Teluk Benoa yang kita ingin sebarluaskan justru menjadi perdebatan membahas pribadi seseorang. Lalu, bagaimana tips untuk menahan emosi membully pribadi orang di media sosial? Gampang, kita percaya jika Reklamasi Teluk Benoa merupakan tindakan yang keliru dan banyak ditentang oleh warga Bali. Anggap saja kita dalam upaya menyadarkan mereka semua dari cara berpikir yang keliru dalam membangun Bali. Ingat, mereka juga saudara kita, biarpun mereka (para pendukung Reklamasi Teluk Benoa) mendukung Reklamasi Teluk Benoa, didalam nurani mereka sesungguhnya sadar betapa Reklamasi Teluk Benoa akan lebih banyak membawa dampak buruk ketimbang dampak baiknya bagi Manusia dan Alam Bali.
4. Tetap Berdoa Agar Perjuangan Kita Senantiasa di Restui Kepada Tuhan dan Leluhur
Bagi orang Indonesia yang percaya adanya Tuhan tentunya akan terasa kurang jika perjuangan menolak Reklamasi Teluk Benoa baik secara aktif maupun pasif tanpa disertai restu dari Tuhan Hyang Maha Kuasa ataupun Leluhur yang telah mewariskan Pulau Bali serta Kebudayaannya yang indah ini kepada kita, semoga Tuhan dan Leluhur senantiasa memberkati perjuangan kita semua. Astungkare.
Renon, 3 Pebruari 2016
Ketut Bela Nusantara
(Seorang Pemuda Bali biasa yang senang mengamati Media Sosial)
3. Berkomentar Dengan Bijak dan Fokus Pada Penolakan Reklamasi Teluk Benoa.
Seringkali saya melihat, beberapa dari kita yang menolak Reklamasi Teluk Benoa menggunakan kalimat - kalimat yang tidak mengundang simpati. Boleh saja marah kepada si A, atau si B. Namun membully pribadi orang lain (meskipun mereka mendukung Reklamasi Teluk Benoa) tentu bukan tindakan yang bijak. Waspada, isu penolakan Reklamasi Teluk Benoa yang kita ingin sebarluaskan justru menjadi perdebatan membahas pribadi seseorang. Lalu, bagaimana tips untuk menahan emosi membully pribadi orang di media sosial? Gampang, kita percaya jika Reklamasi Teluk Benoa merupakan tindakan yang keliru dan banyak ditentang oleh warga Bali. Anggap saja kita dalam upaya menyadarkan mereka semua dari cara berpikir yang keliru dalam membangun Bali. Ingat, mereka juga saudara kita, biarpun mereka (para pendukung Reklamasi Teluk Benoa) mendukung Reklamasi Teluk Benoa, didalam nurani mereka sesungguhnya sadar betapa Reklamasi Teluk Benoa akan lebih banyak membawa dampak buruk ketimbang dampak baiknya bagi Manusia dan Alam Bali.
4. Tetap Berdoa Agar Perjuangan Kita Senantiasa di Restui Kepada Tuhan dan Leluhur
Bagi orang Indonesia yang percaya adanya Tuhan tentunya akan terasa kurang jika perjuangan menolak Reklamasi Teluk Benoa baik secara aktif maupun pasif tanpa disertai restu dari Tuhan Hyang Maha Kuasa ataupun Leluhur yang telah mewariskan Pulau Bali serta Kebudayaannya yang indah ini kepada kita, semoga Tuhan dan Leluhur senantiasa memberkati perjuangan kita semua. Astungkare.
Renon, 3 Pebruari 2016
Ketut Bela Nusantara
(Seorang Pemuda Bali biasa yang senang mengamati Media Sosial)
0 komentar:
Posting Komentar