Senin, 28 September 2015

Ketika Spiritualitas Adalah Omong Kosong Belaka


Sepulang dari kampus mencari tanda tangan Pembimbing I, kebetulan melihat rembulan purnama yang sedang merekah. Sosoknya merendah, membulat menguning mesra bersama cakrawala.

Sejenak teringatan akan pembicaraan tentang spiritualitas bersama Sang Guru saat menghabiskan satu Purnama di tepi salah satu pantai di Denpasar.

***

"Spiritualitas adalah omong kosong!", ucapnya.

Saya merasa heran, beliau dikenal sebagai sosok spiritualis justru mengatakan jika spiritualitas hanyalah omong kosong.

"Sebanyak apapun orang berbicara bahkan berdiskusi tentang spiritualitas, tetap saja akan menjadi omong kosong. Karena tidak bisa dijelaskan, namun bisa dirasakan dengan cara berlainan oleh tiap manusia", Tambahnya.

Saya terdiam, mencerna setiap kata yang terucap. Laut malam menjilat tepi daratan, sedikit demi sedikit meninggi mencoba menelan pantai

Melipat tangan dibelakang badannya, sembari menatap rembulan malam itu Sang Guru menyempurnakan penjelasannya tentang jalan spiritual.

"Jalan spiritual itu ibarat gang sempit, cukup dengan satu badan saja. Engkau boleh mengikuti seseorang, demikian juga engkau boleh diikuti seseorang dibelakangmu. Tapi Engkau tidak bisa merasakan hal yang dirasakan oleh orang yang kau ikuti dan demikian sebaliknya, kecuali... " Sang Guru menghela nafas ditengah menyempurnakan penjelasannya kepada saya

"Kecuali kau berada di tempat yang sama baru Engkau dapat merasakan hal yang sama. Seperti manisnya gula, sehebat apapun orang menjelaskan rasa manisnya gula. Tetap saja Engkau tidak akan betul betul memahami, sampai Engkau merasakannya sendiri", penjelasannya terakhir kali malam itu.

***

Saya masih ingat dengan aroma laut malam itu. Masih pula teringat pesan Sang Guru malam itu. Spiritualitas itu tidak bisa dijelaskan bahkan didiskusikan. Hanya bisa dirasakan dengan caranya masing - masing.

Banyak orang dijalan bersiap sembahyang di Pura yang mereka tuju masing - masing. Sedangkan saya hanya menyalakan dupa dalam kamar. Menulis pesan dari Sang Guru pada malam, beberapa tahun lalu,

Sidakarya, 28 September 2015

0 komentar:

Posting Komentar