Minggu, 07 Juni 2015

Menjebol dan Membangun Pemikiran Bung Karno tentang "Banyak Bicara, Banyak Kerja"

Menjebol dan Membangun Pemikiran Bung Karno tentang "Banyak Bicara, Banyak Kerja"

Talk less do more atau dalam Bahasa Indonesia yang berarti sedikit bicara banyak kerja sempat menjadi tren di masyarakat. Beberapa kali saya membenturkannya dengan konsep pemikirannya Bung Karno yakni Talk More Do More alasannya adalah yang sedikit bicara dan banyak kerja itu adalah kaum buruh atau budak yang tidak memiliki hak untuk berbicara.

Talk More Do More atau dalam Bahasa Indonesianya adalah banyak bicara dan banyak bekerja dianggap pada era Bung Karno untuk memupus jiwa terjajah yang ada di setiap rakyat Indonesia. Namun belakangan pertanyaan dalam diri mulai bermunculan, masihkah relevan istilah banyak bicara banyak Bung Karno?

Tanpa mengurangi rasa hormat saya terhadap pendiri bangsa tersebut, saya memberanikan diri untuk meruntuhkah terminologi banyak bicara dan banyak kerja. Terminologi tersebut saya benturkan dengan kenyataan kini bahwa banyak sekali orang bicara, banyak sekali orang kerja namun lebih banyak lagi orang yang antara apa yang dibicarakan dan dikerjakan tidak nyambung dan tidak ada hubungannya.

Sintesanya?
Setelah menjebol dan membangun kembali terminologi yang sempat dibangun Bung Karno, akhirnya saya mendapatkan sintesanya. Yakni, "banyak mengerjakan apa yang dibicarakan dan banyak membicarakan apa yang dikerjakan". Bagi yang tidak terbiasa dengan bolak - balik kata, mungkin akan perlu membaca lebih dari sekali, hehe.

Penjelasan sederhananya adalah, penting sekali kita mengerjakan hal - hal yang telah kita bicarakan untuk menjadi sesuatu yang nyata. Karena dalam dunia yang semakin materiil, orang perlu 'prestasi' dan pengertian prestasi identik dengan benda yang memiliki wujud, bukan hanya semata - mata pemikiran. Dan juga, penting sekali untuk membicarakan apa yang dikerjakan, maksudnya adalah dalam apapun pemikiran yang telah menjadi karya nyata harus disebarluaskan, dibagikan, dikisahkan untuk mendapat koreksi menuju penyempurnaan. Jika apa yang dikerjakan menjadi berguna bagi orang lain, jika dikisahkan dan dibagikan tentunya akan menjadi inspirasi bagi orang lain.

Misalnya, dengan menulis blog seperti ini. :D

Tulisan ini menjadi penghormatan kepada Eka Mulyawan karena datang - datang untuk mengobrol dan terbitlah pemikiran itu.

Sidakarya, 7 Juni 2015

0 komentar:

Posting Komentar