Rabu, 13 Mei 2015

Ratusan Juta, Demi Short Time di Ranjang Bersama Artis, Mengapa?

Ratusan Juta, Demi Short Time di Ranjang Bersama Artis, Mengapa?

Belakangan ribut - ribut tentang beberapa selebriti di televisi yang bisa di booking menjadi PSK. Awalnya saya tidak terusik, namun ketika muncul beberapa inisial nama. Saya mulai penasaran, bak menebak nomor togel sambil berandai - andai saya mencoba menebaknya satu persatu.

Namun melihat angka fantastis hingga ratusan juta dalam sekali booking short time membuat banyak orang bertanya - tanya. Semahal itukah? Bahkan ada celoteh kawan saya di Facebook yang mengatakan, mending duit ratusan juta dipakai untuk kawin saja ketimbang booking selebritis dalam waktu short time.

Namun benarkah, benar - benar ada orang yang mau menghabiskan uangnya yang begitu banyak hanya untuk bersetubuh dengan satu perempuan dalam waktu yang singkat begitu? Jika dipikir, barangkali banyak sekali PSK yang rate yang lebih terjangkau dengan penampilan yang tidak kalah dengan selebriti dalam inisial tersebut. Lalu, mengapa masih ada orang yang mau menghamburkan uangnya demikian banyak?

Jawaban saya cuma satu, lelaki hidung belang itu sebenarnya membayar mahal untuk mewujudkan fantasi seksualnya saja. Sama seperti film porno yang seringkali memberikan fantasi palsu tentang hubungan seksual diatas ranjang. Booking selebriti pun sesungguhnya hanyalah untuk memuaskan imajinasi para lelaki.

Percayalah, lelaki normal mana yang tidak memiliki imajinasi seksual atas idola mereka? Hanya saja sebagian besar yang tidak memiliki uang cukup menyimpan fantasi seksual mereka dalam pikiran semata. Sisanya sebagian kecil yang memiliki uang memilih mewujudkan fantasi seksual mereka dengan harga yang tidak masuk akal.

Di sela - sela berfantasi tentang artis mana saja dalam kumpulan inisial tersebut, saya kadang berpikir jika saja uang yang dihamburkan untuk booking  PSK Selebriti itu untuk anak - anak yang putus sekolah, tentunya Bangsa ini akan menjadi Bangsa yang sangat besar.

Ya, jika saja.

Sidakarya, Denpasar 13 Mei 2015

2 komentar: