Karena hasrat memperdalam ilmu marketing dalam industri kreatif, pada akhirnya saya menjatuhkan idola pada Yoris Sebastian. Mengapa memerlukan idola? Dalam pemahaman saya, suatu pengetahuan hendak memiliki gurunya masing - masing. Entah secara langsung ataupun tidak.
Tulisan ini tidak akan "membedah" Yoris dengan identitasnya, namun melalui gagasan yang diusung oleh Yoris. Dalam sebuah tulisannya yang berjudul Dream Small : #JokowiPresiden kita akan menemukan bagaimana Yoris memandang Jokowi sama seperti memandang dirinya sendiri.
Memandang dirinya sendiri yang saya maksudkan adalah dalam pemahaman, sangat penting kita mengerjakan hal - hal kecil tetapi nyata dibanding berpikir tentang hal - hal yang muluk - muluk tetapi hanya sebatas angan - angan.
Bagaimana dengan pepatah yang mengatakan "Gantungkanlah mimpimu setinggi langit"? "Lalu apakah kita tidak boleh bermimpi setinggi langit?". Pertanyaan - pertanyaan skeptis tersebut awalnya muncul dalam pikiran saya.
Namun, setelah saya coba "berguru imajiner" sampai kebawa - bawa ke alam mimpi, saya akhirnya menemukan dasar dari konsep Dream Small yang Yoris selalu ia dengungkan. Yaitu, Dream Small sebenarnya adalah antitesa dari keadaan pemuda bangsa kita hari ini yang kebanyakan hanya bisa membangun konsep namun seringkali gagal dalam penerapannya.
Mungkin karena sistem pendidikan dan budaya asuh anak yang begitu memasung kreativitas sehingga sebagian besar dari kita takut untuk menantang kebiasaan yang sudah diterapkan secara turun temurun, ditambah lagi dengan sifat kita yang enggan keluar dari zona nyaman.
Istilah terbarunya yaitu "Think out of the box - Execute inside the box" pun merupakan penyempurnaan dari konsep berpikir Dream Small ala Yoris Sebastian. Istilah tersebut adalah istilah yang menegaskan keseimbangan kreatifitas otak kanan dengan logika otak kiri, sehingga menghasilkan dampak yang luar biasa dalam industri kreatif Indonesia
0 komentar:
Posting Komentar