Jumat, 21 Mei 2010

Idealis = Gengsi?



Ternyata sudah cukup lama saya tidak posti di dalam Blog ini, namun saya tidak perlu meminta maaf kepada siapapun. Seperti apa yang di tuliskan di atas banner blog ini, Blog ini hanyalah catatan kecil dari penemuan sehari-hari.

Setelah sekitar sebulan setelah menjabat menjadi seorang ketua di Cabang Gmni Denpasar sesuatu yang saya sebut Ideologi semakin saya pahami, semakin paham semakin fanatik dan semakin Idealis. Apapun ideologinya, seorang idealis adalah seorang yang (mungkin dapat disebut) orang yang keras kepala dan berpendirian teguh. Tidak mencoba untuk memuji diri namun saya mungki tergolong manusia yang memiliki (sedikit) jiwa idealis. Beberapa tahun memang saya mencoba menjadi sosok yang seperti demikian, karena menurut saya Idealis adalah manusia yang "jelas" memiliki spesifikasi yang kentara dibanding yang lain meski pahamnya dilarang dan kuno, disitu entry point yang saya maksud.

Meski demikian menjadi idealis ibarat menjaga gengsi. Ya, memiliki gengsi harus banyak-banyak berkorban. Katakan saja kita memiliki gengsi kelas "atas". Kita harus siap merogoh duit untuk "kebutuhan" meski statistik keuangan tidak berpihak sekali pun. Begitu juga mengenai Idealis, apabila tidak ya tidak, kalau ya pasti sudah berkata ya!

Saya sempat mengatakan, "Jangan pernah mengeluh!" dan resikonya adalah saya harus tidak "pernah mengeluh". Ah, setelah dipikir-pikir ternyata mengeluh itu adalah karakteristik alamiah manusia. Sama seperti "marah" dan "egois".

Susah memang.

Related Posts: