Hari ini merupakan hari cukup berat, meski bukan secara fisik. Tapi hari ini menguras pikiran dan juga perasaan. Bagi sahabat saya Cok Gek, kehilangan sosok pemikiran seorang sahabat sama beratnya dengan kehilangan sebagian berat badannya. Hal ini terjadi. Entah apa yang mendasari perubahan “sang pembela” (begitu kami menyebutnya) yang begitu signifikan. Apapun itu, perubahan mulai terasa sejak sang pembela keluar daerah untuk mengadakan pertemuan nasional dan telah sukses melaksanakan berbagai kegiatan.
Sepertinya celetukan sahabat saya Hendra tidak salah. Pada berbagai cerita, jati diri dapat berubah karena sebuah kesuksesan, popularitas, pujian atau apalah itu. Maka tidak heran, berapa orang besar tidak suka disanjung begitu dalam. Alasannya : takut terlena dengan pujian dan lupa daratan.
Mungkin saja hal ini yang terjadi. Ya, mungkin saja.
Namun rasanya, menjadi apapun dirinya. Dia tetap menjadi sosok yang edukatif, banyak hal yang dapat kita pelajari dari sang pembela pada dasarnya. Menjadi apapun dirinya dia kawan seperjuangan yang kooperatif. Serta menjadi sahabat yang selalu mengajari tentang kehidupan. Karena pada prinsipnya saya memiliki pedoman hidup : disetiap teman yang saya jumpai adalah guru dan disetiap tempat yang saya kunjungi adalah sekolah.
Intinya : popularitas dan sebuah sistem ternyata mampu mengubah karakter seseorang.